Merencanakan Perjalanan – Mencari Hotel

Melanjutkan tulisan sebelumnya, selain membuat itinerary biasanya saya juga mulai mencari-cari pilihan hotel yang akan saya tempati, termasuk untuk perkiraan harganya yang nanti digunakan untuk membuat budget. 

Memang sih sebagian orang berkata bahwa hotel atau hostel seringkali bisa lebih murah kalau go show, belum lagi bisa pakai acara tawar harga kalau sedang sepi atau kalau menginap cukup lama. Kita juga bisa melihat langsung kondisi kamarnya apakah sesuai dengan yang kita inginkan atau tidak. Hanya saja karena tipe saya yang memang perencana, saya lebih senang sudah ada kepastian tempat tinggal, sehingga tidak perlu repot menggotong tas dari satu tempat ke tempat yang lain, apalagi kalau sampai di kota tersebut di malam hari. 

Dalam memilih hotel, biasanya perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

Budget
Berapa budget yang dimiliki untuk menginap? Untuk perjalanan yang cukup lama, mungkin lebih hemat untuk menginap di hotel-hotel kecil atau hostel, sehingga masih ada sisa untuk digunakan berjalan-jalan ataupun belanja. Tapi ada juga yang merasa tidak nayaman untuk menginap di hotel-hotel kecil atau hostel dan memilih hotel bintang 3 ke atas dengan alasan klasikL: ada harga ada rupa. Semua terserah kepada selera dan kemampuan, tentu saja.

Hotel atau Hostel
Dengan menentukan terlebih dahulu budget hotel yang diinginkan maka akan lebih menghemat waktu untuk mencari  apakah hendak menginap di hotel atau hostel? Terkadang, hostel bisa lebih mahal dibandingkan hotel. Mengapa? Karena menginap di Hostel dihitung per kepala, bukan per kamar. Kita harus rajin-rajin membandingkan harga hostel dan juga hotel yang ditaksir untuk mengetahu mana yang lebih worth it.

Terkadang tantangan bagi couple traveler dalam hal mengcari penginapan menurut saya lebih ribet dibandingkan solo atau group traveler. Bagi solo traveler tentu lebih murah menginap di Hostel, apalagi kalau menggunakan dormitory. Group traveler juga bisa booking satu dormitory beramai-ramai ataupun menyewa apartemen (seperti yang banyak disewakan di Singapura). Sedangkan untuk couple traveler, tentu saja kita inginnya tidur sekamar, jadi mau tak mau menggunakan private room ataupun mencari hotel murmer.

Lokasi
 Carilah lokasi hotel yang strategis, dekat dengan tujuan wisata atau jikapun terletak agak jauh, transportasinya mudah. Ada baiknya mengecek lokasi hotel terlebih dahulu melalui google  map atau foursquare sehingga bisa tahu di mana letak stasiun atau terminal ataupun pusat transportasi terdekat lainnya. Biasanya ada daerah tertentu yang menjadi semacam pusat backpacker dan hotel, misalnya saja Jaksa di Jakarta, seputaran Tugu dan Malioboro di Yogya, Kuta Legian di Bali, Bukit Bintang di KL, Khao San di Bangkok, dan sebagainya. Biasanya pula, pusat backpacker ini memiliki akses yang mudah baik dalam hal transportasi maupun lokasi yang strategis. Hanya saja kecenderungannya, banyak cafe dan resto yang bertebaran sehingga sedikit ribut bagi orang yang ingin ketenangan. Jika begitu maka ada baiknya untuk mencari hotel/hostel di sekitar lokasi tersebut. 

Fasilitas
Bagi saya, ada beberapa fasilitas yang wajib ada yaitu koneksi internet, penitipan bagasi, safe deposit box, dan kalau bisa, free early check in dan/atau late check out. Internet perlu selain untuk mengecek pekerjaan yang ditinggalkan, juga untuk mencari atau mengecek hal-hal terkait dengan perjalanan. Penitipan bagasi diperlukan karena hotel/hostel memiliki waktu check in dan check out yang terbatas, padahal kadang jadwal kepergian masih malam hari atau datang kepagian. Kalau hotel/hostel tersebut tidak memiliki fasilitas free early check in atau late check out atau kita sial belum kebagian kamar karena belum ada kamar yang siap, maka lebih baik meninggalkan tas di hotel lalu pergi berjalan-jalan.
Fasilitas lain seperti sarapan dan room service memang cukup berguna tapi bukan yang utama toh seringkali kita ingin mencoba makanan khas daerah tersebut. Begitu juga fasilitas seperti kolam renang. Tentu saja kebutuhan akan fasilitas ini berbeda bagi mereka yang lebih senang bersantai dan menikmati waktunya di hotel saja.  

Review
Selain itu, lagi-lagi karena tipe perencana, saya lebih senang mencari review dan masukan orang-orang yang pernah menginap di hotel tersebut sebelum memutuskan menginap di tempat tersebut. Walaupun kadang review tidak 100% benar tetapi percayalah jika sesuatu hal diulang-ulang beberapa kali maka kemungkinannya benar. 
Saya pernah tinggal di satu hotel di Bali yang banyak dikomentari kamarnya bagus tetapi sempit, dan memiliki kolam renang yang keren menghadap laut.  Ternyata ketika saya tinggal di sana memang kamarnya bagus dan nyaman tetapi sempit sekali, hingga satu ranjang saja sudah memakan lebih dari setengah kamar.  Bagaimana dengan kolam renangnya? Yah memang kolam renangnya cukup spektakuler, berada di roof top dan langsung mengahadap laut luas, jadi kita bisa berenang lalu leyeh-leyeh memandangi laut.

Ada juga review yang sedikit “menyesatkan”. Saya pernah menginap di salah satu hotel di Bangkok. Semua reviewnya mengatakan tempatnya sangat strategis dan bisa berjalan kaki ke berbagai pusat perbelanjaan. Ketika menginap di sana, memang lokasinya cukup strategis di tengah kota, tetapi kalau dibilang bisa berjalan kaki ke pusat perbelanjaan sih agak keterlaluan karena menuju salah satu mall saja sudah memakan waktu 30 menit berjalan kaki, apalagi ke mall lain yang agak jauh. Kalau mau pakai tuktuk atau taksi juga nanggung karena macet dan harus putar balik. Batin saya dan suami, “Ini sih mending menginap di daerah Khao san sekalian, tinggal naik kapal lalu MRT dan jalan kaki sedikit sampai deh. Daripada menginap di tengah kota tapi nanggung ke mana-mana dan terpaksa jalan kaki terus.”

Pernah juga saya nekad menginap di satu hotel di Phuket yang tidak memiliki review sama sekali di mana-mana. Tetapi karena melihat dari website dan juga pertimbangan lokasi yang nampaknya cukup nyaman dan strategis, saya memutuskan tinggal di sana. Ternyata hotelnya sangat nyaman, luas, dan bersih. Staffnya pun sangat ramah dan membantu, bahkan memberikan bonus sewa motor gratis setengah hari sebelum pulang ke Indonesia.

Terms and Condition Saat Pemesanan
Ini terutama berlaku untuk pemesanan online. Sebaiknya dicermati dan dibaca baik-baik segala terms and condition sebelum memasukkan kartu kredit untuk pembayaran. Beberapa hal yang biasanya harus diketahui terlebih dahulu:


  1. Apakah harga yang tercantum sudah termasuk pajak dan service? Hal ini untuk menghindarkan kita harus membayar lebih saat check out tanpa kita ketahui sebelumnya.
  2. Apakah harga sudah termasuk sarapan atau belum? Baik memesan melalui situs travel ataupun langsung ke hotel, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu. Tidak lucu kan ketika kita muncul untuk sarapan (yang asumsinya gratis) kemudian ditagih saat check out.
  3. Metode pembayaran. Ada situs yang mengharuskan pembayaran lunas di muka (seperti Agoda, Hotels, Wotif, dll), ada pula yang memerlukan semacam DP (seperti Hostel), dan ada juga yang hanya sekedar booking dan dibayar nanti ketika tiba di hotel (seperti Booking).
  4. Jenis kamar yang ditawarkan. Apakah tipe standar tanpa jendelakah, tipe standar dengan jendela? Superior? Deluxe? Suite? Semuanya berbeda harga dan tentu berbeda fasilitas. Masalah kamar dengan dan  tanpa jendela ini lumayan penting untuk saya. Rasanya pengap sekali terkungkung di kamar tak berjendela (walaupun sebenarnya ruangannya cukup luas). Jadi pastikan untuk mengecek deskripsi kamar sebelum memesan.
  5. Perlakuan untuk perubahan pemesanan. Misalnya saja mengganti tanggal, jenis kamar, atau menambah extra bed, dan sebagainya. Masing-masing situs dan hotel memiliki standar ketentuan sendiri mengenai hal ini. Ada yang memberikan fasilitas gratis cancel atau ubah tanggal, ada yang tidak. Lagi-lagi perlu dicermati baik-baik agar tidak menyesal di kemudian hari.
Satu hal lagi terkait masalah hotel ini, deposit seringkali menjadi salah satu syarat menginap. Mungkin perlu menyiapkan uang lebih yang “tidak terpakai” untuk berjaga-jaga agar tidak kekurangan uang ketika masih di perjalanan. Kalau depositnya tidak terlalu besar mungkin tidak masalah, tetapi seringkali semakin besar (kategori) hotelnya, semakin besar pula depositnya. Bagi yang mempunyai kartu kredit juga mungkin tidak terlalu masalah karena bisa “open card”. 

Yang paling repot adalah budget pas-pas-an dan ternyata hotel mengharuskan deposit tinggi, seperti pengalaman terakhir saya di Ecotel Bangkok yang mewajibkan deposit cash 2000 baht (sekitar Rp 600.000) atau open card 1000 baht. Uang sebesar itu kan lumayan untuk dibelanjakan oleh-oleh, dan sayangnya kita tidak tahu sebelumnya bahwa depositnya sebesar itu (karena di hotel lainnya tidak ada yang sampai 1000 baht). 

Hasil pengalaman menginap di hotel ini tentu akan lebih berguna jika tidak disimpan sendiri, melainkan dishare ke teman-teman traveler di seluruh dunia misalnya di Tripadvisor ataupun situs tempat pemesanan hotel seperti Agoda, Hostel, Hotels, dan sebagainya (biasanya situs pemesanan hotel dilengkapi dengan fasilitas review sehingga pengunjung bisa mereview hotel yang pernah mereka tempati). Dengan begitu kita bisa membantu teman-teman lain dalam menentukan pilihan hotel yang akan mereka tempati.
0 Responses